December 26, 2009

WASTED in cemeti art house

        

wastedのジョグジャカルタでのオープニングから10日経った。展覧会の準備中、毎日35℃近くあった当地ではやっと雨期に入ったと聞く。モーターバイクが巻き上げる砂埃は, 雨で地面に落ち付いているのか?
湿気でドレスがぐったりしてはいまいか?ギャラリーの天井に棲みついていたというコウモリは、インスタレーションに追われてどこかにいなくなってしまったのか?遠い国でのwasted.



向井山朋子













photo daily from the street in Yogyakarta
























Tomoko

December 16, 2009

Friendly spirits

Tonight is the opening night of ´´wasted´´- Indonesia at the Cemeti Art Gallery in Yogyakarta. The last adjustments have been made, the floor has been cleaned; drinks and snacks have been ordered. We are ready to go.

I sit here at the front of the gallery with the doors to the garden wide open to let the wind flow through the space. The white dresses float gently up and down. From where I´m seated I can see the well. The gallery uses it as a source for water, but the night guards, so I have been told, have a more interesting purpose for it…

The story goes that there are friendly ghosts living in the back of the gallery where the wasted labyrinth of white silk dresses has been built. The guards used to sleep at the back, but one night they we´re hugged by the friendly ghost. A local ghost specialist came to the gallery and confirmed there were ghosts at Cemeti. Friendly ones.

Since that night the guards make an offer to the ghosts every Thursday that they place carefully next to the well. Let´s hope it´s a good omen for our wasted opening night…

December 15, 2009

tomorrow opening

We had to choose the sweets for the opening. Everything is white and RED.



Tomoko (fighting with mosquitos)

Indonesia and wasted (and karaoke)


Ketika saya dan Deta ditawari untuk membantu memasang instalasi untuk proyek Wasted ini kami langsung menerima. Kami pikir akan seperti karya instalasi yang sudah pernah kami lihat sebelumnya, dan ketika mbak Mella menjelaskan bahwa instalasinya berupa labirin yang terbuat dari jaring-jaring dan pakaian meliputi hampir seluruh area Cemeti , whoa…itu bukan pekerjaan yang mudah tentunya.
Kesulitan yang pertama terbayangkan untuk membantu proyek ini adalah kendala bahasa. Karena ini pertama kalinya kami bekerja dengan orang asing. Namun semuanya pupus ketika sudah terjun bersama mereka dalam mengerjakan instalasi. Ternyata mereka dapat mengerti bahasa Inggris kami yang pas-pasan ditambah dengan sedikit bahas tubuh, dan mereka mampu memilih kata atau kalimat yang mudah dimengerti. Kendala kedua, kami tidak terbiasa untuk mengerjakan karya instalasi, kami lebih terbiasa dengan menggambar. Tetapi, sekali lagi, dengan kemampuan luar biasa mereka dalam memilih kata yang mudah kami mengerti, mereka menjelaskan dengan sabar apa yang harus kami kerjakan. Pada awalnya sedikit membingungkan karena mereka memakai kode-kode seperti α, β, γ, A1, A2, B1, B2, dan lain sebagainya, untuk penanda bagi struktur instalasinya. Kode-kode ini mengingatkan pada pelajaran matematika yang kami benci ketika sekolah. Namun kemudian kode-kode itu justru memudahkan kami untuk menyebutkan bagian dari instalasi yang harus kami kerjakan. Yeah, itu sedikit menghapus imej buruk tentang matematika bagi kami.

Turut serta dalam proyek Wasted merupakan pengalaman yang luar biasa. Proyek ini mengembangkan pemahaman kami tentang seni visual, music dan persepsi audiens. Tomoko mempunyai pandangan luar biasa tentang bagaimana mengkombinasikan itu semua.
Di samping itu, sangat menyenangkan ketika kami harus menjadi pemandu wisata dadakan, menjelaskan tentang makanan Indonesia kepada rekan-rekan dari Belanda dan Jepang. Andre dan Annelot terkejut ketika saya bercerita bahwa orang Indonesia mengkonsumsi kepala ayam, dan bagian favorit saya adalah otaknya. “So you eat the chicken’s brain??”, kata Andre sambil menggelengkan kepala. Bagian tersulit adalah ketika saya berusaha menjelaskan apa itu kolang-kaling. Karena tidak ada padanan katanya dalam bahasa Inggris, apalagi mereka belum pernah melihat sebelumnya. Menjelaskan kepada Marieke tentang suara adzan subuh yang membangunkannya, bagaimana mereka terkejut ketika ada seekor kelelawar yang terbang masuk melintasi instalasi. Dan momen yang tak terlupakan adalah ketika kami beramai-ramai mengendarai sepeda motor menuju ke karaoke bar di Jogja utara. Ini merupakan pengalaman pertama berkaraoke bagi Andre dan Annelot. Bagi Maru dan Kei ini hal biasa karena karaoke berasal dari Jepang. Tetapi mereka kesulitan mendapatkan lagu Jepang yang mereka kenal di karaoke bar ini, karena kebanyakan dari lagu yang tersedia merupakan lagu Jepang yang cukup lawas.
Semua pengalaman ini sangat berkesan bagi kami. Semoga hubungan ini tidak berhenti setelah proyek ini selesai dan tetap terhubung walau tepisah oleh samudera dan benua. Semoga lain kali kami yang datang ke Jepang dan Belanda.

Jogjakarta, 14 Desember 2009
Aditya Permana

December 14, 2009

tie rips



thanx to the power of the tie rip this installation was made possible...
we used over 5.000 tie rips to fix nets and dresses and even the bamboo construction. it will be so nice on Wednesday.... I am sure.



xxx
Marieke

December 13, 2009




インドネシア5日目。
迷宮は日に日に美しさを増し、言葉では形容しがたい力強さを持ち始めています。
妻有で覚えた感動を、インドネシアに紡ぎます。

maru

December 12, 2009

EMPTY SPACES






Empty spaces waited to be filled with wasted.

-Annelot Dits.

December 09, 2009

wasted Indonesia

It´s Wednesday morning and we´re seated around the wooden table at Cemeti Art House, Yogyakarta. The first wasted team members arrived yesterday and it´s time for our first meeting! Ready to kick-start the day with a freshly brewed cup of coffee the work can begin in preparation for our opening next week.

We´ll be in touch...more news and pics to come soon!

Bye for now,
- wasted Indonesia –

December 02, 2009

bloody Uniqlo





concept : Tomoko Mukaiyama
photograph : Rachel Nieborg
make-up : Esther van der Flier ( Chanel )
T-shirt : Uniqlo


Last week we had a photo shooting with selected costumes from the red room, so BLOODY dresses.
This is WASTED uniqlo.
The more WASTED with Alexander McQueen, Comme des Garcons, Issey Miyake e.t.c. will follow.

Tomoko